Powered By Blogger

Saturday, June 5, 2010

Sinetron Indonesia

. Saturday, June 5, 2010

Saya kadang tertawa geli lihat sinetron indonesia yang tayang setiap malam, coba perhatiin ceritanya. Kalau tidak cerita anak sedarah yang terpisah dari kecil terus ketemu setelah tumbuh dewasa, cerita tentang pemeran utama yang tiba-tiba mengalami kecelakaan lalu hilang ingatan sehingga cerita akan berlanjut karena si pemeran utama tidak bisa mengungkap kejahatan si antagonis akan diangkat. Jauh dari kata kreatif cerita yang diangkat tersebut. Tidak ada cerita yang mendidik, memberikan contoh yang baik bagi penonton, apalagi bagi penonton di bawah usia. Segmen pasar mana yang diincar oleh produser sinetron ini ? Mungkin segmen masyarakat pedesaan yang pendidikan minim, yang mudah untuk disentuh hati melankolisnya dengan cerita - cerita sedih murahan yang diincar oleh produser sinetron ini. Ada beberapa dampak negatif dari cerita sinetron, diantaranya : Pertama, orang akan lebih mudah membentuk konflik diantara saudara atau kerabat karena sebagian besar sinetron menyuguhkan cerita mengenai adik - kakak yang tidak akur karena sang kakak iri kepada sang adik yang lebih disukai oleh teman pria di sekolah. Kedua, orang akan lebih memilih bermain curang atau tidak sportif demi mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Hal ini juga yang dipertontonkan di sinetron, yaitu ketika sang kakak meracuni ayahnya demi mendapatkan harta kekayaan sang ayah. Perhatikan tayangan RCTI dan SCTV dalam rentang waktu 19.00 s.d 22.00, isinya semua sinetron, yang saya rasa isi dari sinetron ini hampir sama dan sama-sama murahan. Rentang waktu ini ialah rentang waktu bagi pelajar untuk belajar. Jika tidak ada kontrol yang ketat dari orang tua, saya yakin para pelajar akan lebih memilih menyalakan TV dan menonton sinetron.
Inilah kalo kita nonton TV gratis sehingga stasiun TV akan seenaknya menyuguhkan acara. Saya yakin kalo TV berbayar diberlakukan di Indonesia, acara sinetron murahan ini pasti tidak akan dipilih untuk ditonton. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana nasib artis seperti Dude Herlino, Nikita Willy, atau Nasila Midrad jika konsep ini diberlakukan. Cobalah mulai mencerdaskan bangsa dengan suguhan tontonan TV yang mendidik dan memberikan teladan. Untuk apa ada Komisi Penyiaran Indonesia jika pemerintah tidak bisa memberikan arahan kepada stasiun TV. Saya salut kepada TV One dan Metro TV yang secara idealis berjalan pada konsep Information TV. Kedua TV ini tetap teguh menyuguhkan berita yang bersifat informatif dan sampai saat ini kedua TV ini mengharamkan untuk memberikan durasi bagi sinetron.


Source Image : jejakbulikts.com

0 Comment:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 
www.chamber-chixal.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Ramadhani | o-om.com