Powered By Blogger

Tuesday, November 9, 2010

Question of my life

. Tuesday, November 9, 2010

Banyak kejadian yang terjadi secara tak terduga dalam hidupku akhir-akhir ini. Di awali dengan keputusan untuk melangsungkan pernikahan dengan kekasihku. Ini bukan masalah Iya atau Tidak. Tapi banyak rintangan yang harus dilewati. Perbedaan keyakinan menjadi hal pertama yang merintangi. Pergumulan yang tak gampang harus ku lalui. Aku harus berperang dengan diriku sendiri dan sampai sekarang perang itu masih berlangsung dalam diriku. Ku akui kekasihku pun harus melalui perang dengan dirinya seperti yang aku lalui. Sampai pada suatu waktu Aku dan kekasihku menyetujui suatu kesepakatan namun kesepakatan ini juga menimbulkan efek yang besar dan dituntut suatu pengorbanan dari kami masing-masing. Seringkali terbesit dalam hatiku pertanyaan, apakah kesepakatan ini menjadi solusi dari rintangan yang kami hadapi.
Masalah klasik dalam berpacaran pun merintangi, yaitu pengenalan akan karakter masing-masing. Aku yang seringkali terpancing emosi ketika aku terusik, berbanding terbalik dengan kekasihku yang kalem dan tenang. Aku yang bersifat praktis dan straight to the point, berbanding terbalik dengan dia lebih menyukai hal-hal yang bersifat simbolik. Ini mungkin hal sepele, namun aku tak tahu apakah karena ketidak dewasaaan atau ketidak sengajaan, kami seringkali berselisih karena perbedaan sifat ini.
Di Indonesia untuk melangsungkan pernikahan, diharuskan menyediakan uang yang tidak sedikit. Ini menjadi rintangan selanjutnya. Aku pribadi tidak bisa menyediakan uang yang dibilang banyak tersebut karena memang aku hanya karyawan biasa. Orangtua dan keluargaku pun bukan keluarga berada, kami hanya keluarga sederhana. Sampailah aku pada suatu moment dimana aku dan kekasihku memutuskan mengajukan kredit kepada bank. Kredit pun cair, namun jumlah uang ini masih belum bisa memenuhi budget nikah kami. Sudah bertambah pula lah poin dalam rencana pengeluaranku selama 3 tahun ke depan. Tapi aku merasa bersyukur karena Tuhan telah memberikan solusi terhadap rintanganku walaupun belum secara total. Aku sudah mewanti-wanti bersama kekasihku untuk menyimpan uang pinjaman ini. Godaan dan tuntutan pun tiba sehingga kami harus mengeluarkan budget dari uang pinjaman tersebut. Sedikit demi sedikit pun uang tersebut berkurang. Ungkapan zaman dulu 'Sedikit demi sedikit lama kelamaan jadi bukit' terjadi dalam rangkaian kehidupanku.
Kejadian paling tak terdunga yaitu kakak tertua ku meninggal dunia. Kepergiannya meninggalkan banyak kesedihan dalam keluargaku. Tanggung jawab datang ke pundak keluarga kami karena tentunya kami harus menyediakan sejumlah uang untuk menyediakan pemakaman yang layak bagi sang mendiang. Aku bersyukur karena aku mempunyai uang simpanan yang tak lain merupakan uang untuk pernikahanku dengan kekasihku. Aku merasa bersalah kepada kekasihku akan kondisi yang menimpa keluargaku. Rasa bersalah ini didasari kekhawatiran kelangsungan pernikahan yang telah kami rencanakan bersama. Perasaan ini mungkin merupakan perasaan terlarang bagi kekasihku. Penilaian yang bertolak belakang muncul dalam benak kekasihku. Rasa bersalah ini berkelanjutan karena merusak ketentraman hubunganku dengan kekasihku.
Apa yang kutulis ini merupakan serangkaian pertanyaan-pertanyaan yang belum mempunyai jawaban. Aku pun tak tahu kepada siapa aku harus mengadu dan meminta jawaban. Orang yang selama ini kujadikan tempat mengadu pun sudah punya prasangka buruk kepadaku.
GOD, please give me some word to answer this question.

0 Comment:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Post a Comment

 
www.chamber-chixal.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by Agus Ramadhani | o-om.com